Bitcoin Tembus $105 Ribu: Tren Baru Dunia Kripto di Tahun 2025
lampung, 16 Mei 2025 — Dunia cryptocurrency kembali mencuri perhatian setelah Bitcoin (BTC) mencetak rekor baru dengan menembus harga $105.000. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi global dan adopsi institusional yang semakin meluas.
Kenaikan nilai Bitcoin yang dramatis dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Investor besar, termasuk lembaga keuangan global, dikabarkan mulai menambah cadangan Bitcoin sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset.
Altcoin dan Token AI Ikut Meroket
Tak hanya Bitcoin, sejumlah altcoin dan token berbasis kecerdasan buatan juga mengalami lonjakan signifikan. Proyek-proyek seperti AAVE, PENDLE, dan HYPE menunjukkan performa impresif, terutama di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Di sisi lain, token berbasis AI seperti VIRTUAL mengalami peningkatan volume transaksi secara drastis. Para analis menilai bahwa integrasi teknologi AI ke dalam infrastruktur blockchain menjadi tren utama yang akan membentuk lanskap kripto dalam beberapa tahun ke depan.
“Perpaduan antara AI dan blockchain membuka peluang baru dalam otomatisasi, efisiensi, dan transparansi,” kata Reza Malik, analis teknologi keuangan dari Jakarta.
Inovasi Tokenisasi dan Real World Assets (RWA)
Tren tokenisasi aset dunia nyata atau Real World Assets (RWA) juga tengah naik daun. Proyek-proyek yang memungkinkan tokenisasi aset fisik seperti properti, karya seni, hingga saham mulai menarik perhatian investor. Inovasi ini dinilai dapat meningkatkan akses investasi dan menciptakan likuiditas baru di pasar tradisional.
“Tokenisasi membuka peluang bagi siapa saja untuk memiliki sebagian dari aset bernilai tinggi tanpa harus membelinya secara utuh,” jelas Reza.
Negara Mulai Pegang Bitcoin sebagai Cadangan
Menariknya, beberapa negara dilaporkan telah memulai langkah strategis dengan menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional mereka. Hal ini memperkuat narasi bahwa Bitcoin kini tidak hanya dipandang sebagai alat spekulasi, tetapi juga sebagai “emas digital” yang mampu menjaga nilai dalam jangka panjang.
Langkah ini juga menjadi simbol pergeseran kepercayaan dari mata uang fiat tradisional ke arah aset digital yang dianggap lebih tahan terhadap inflasi.